Karya : D. Zawawi Imron
Indonesia! Karena aku lahir di pangkuanmu, aku adalah anakmu
Aku ini membaca redup wajahmu. Segumpal mendung menutup
dirimu
Air matamu mengalir seperti sungai panjang menggali luka
dalam diriku
Dan burung-burung gelatik yang cantik terbang di atas sawah
yang luas
Suaranya mencericit menampung napas-napas yang letih
Itu pun berbaur dengan teriak gagak
Yang mengabarkan bangkai anak- anakmu yang tak bersalah
Kelelawar-kelelawar hitam simpang siur di udara
Memekik-mekik karena diusir cerobong-cerobong perkasa
Kalau mereka lari ke hutan, hutan pun sedang terbakar
Tuhan ! Ampunilah kami karena kami masih tersesat di jalan
terang
“Adik-adik yang manis! Jangan mandi di situ,
Air sungai itu bercampur limbah.
Nanti kalau kamu dewasa, kulitmu tak sempurna sebagai anak
Indonesia
Aku tak ingin, kamu jadi orang asing di tanah kelahiranmu
sendiri.”
Aku terkenang sebuah taman. Gundukan-gundukan tanah.
Aku yakin jasad-jasad yang jadi tulang belulang di situ
lebih wangi dari bunga
Merekalah yang 50 tahun yang lalu tersungkur sambil
berteriak”Merdeka!”
Dan merekalah tanah tumpah darah kami
Inilah tanah yang buncah ombaknya tak kunjung usaimenyebut
nama Tuhan
Pohon-pohon dan sungai dan kerikil dan kuda-kuda yang
menderita,
Dan menjahit kain sarungyang compang-camping.
Ada pun yang akan terjadi, Indonesia! Kami tetap anak-anakmu
Pemilik daratan hijau dan gunung batu
Di atas cadik yang memanjat gelombang
Kami tetap bernyanyi agar matahari esok lebih ramah lagi
Maka, di ceruk lembah itu akan kami galisebuah sumur
Dan semua orang silakan meneguk sejuk nuraninya sendiri di
situ
Dan bendera itu semakin damai berkibar
Dikipas rahmat Tuhan
Dan syukur kami yang tak kunjung henti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar