Sabtu, 29 November 2014

Joni dan Galah Istimewa

Joni dan Galah Istimewa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di sebuah desa kecil di suatu kerajaan, tinggallah empat bersaudara yang hidup tanpa orangtua. Dani adalah anak sulung yang paling bijaksana dan menjadi pemimpin bagi adik-adiknya, Samsul adalah anak kedua yang paling pandai dan berotak cerdas, kemudian Rudi, anak ketiga yang serakah, namun ambisius dan memiliki kemauan kuat, dan terakhir, anak bungsu dari empat bersaudara tersebut adalah Joni. Ia dilahirkan dalam keadaan cacat dimana matanya mengalami kebutaan. Ia hanya dikandung selama tujuh bulan oleh ibunya yang meninggal dalam sebuah kecelakaan saat mengandung Joni. Beruntung, Joni selamat meski lahir dengan ketidaksempurnaan itu.
Untuk hidup, keempat kakak beradik itu bekerja di perkebunan buah milik kerajaan. Mereka selalu rajin dan kompak dalam bekerja. Namun upah kerja mereka sangatlah minim dan hanya cukup untuk makan. Oleh karena itu, mereka hidup dalam kondisi miskin di sebuah rumah sederhana.
Suatu hari, mereka sedang bekerja di kebun. Sekarang adalah musim mangga. Mereka bekerjasama memanen mangga.
“Huh! Kak, aku lelah. Bolehkah aku beristirahat sejenak?” keluh Rudi sambil
... baca selengkapnya di Joni dan Galah Istimewa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 28 November 2014

Saat Berada di Puncak Kesuksesan

Saat Berada di Puncak Kesuksesan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pada zaman kerajaan-kerajaan di Cina, sejarah kekuasaan sering diwarnai dengan kekejaman demi kekejaman. Ini juga tidak jauh berbeda dengan sejarah kerajaan di Nusantara yang dipenuhi konflik dan intrik antar pemegang kekuasaan. Kemenangan dan kekuasaan sering dipakai untuk melampiaskan dendam yang begitu keji. Dan sudah pasti, membalas dendam selalu berarti menciptakan dendam-dendam baru yang tak berkesudahan. Untuk kesekian kalinya, kita harus ingat bahwa kekerasan akan melahirkan kekerasan baru. Pelampiasan dendam akan memunculkan dendam baru yang tak kalah keji.

Mungkin sudah menjadi sifat manusia yang gampang sekali mabuk kekuasaan. Mengalahkan atau menaklukkan musuh dianggap sebagai pintu untuk berbuat apa saja, sekehendak hati dan tanpa mengenal batas. Sekalipun perbuatan tersebut telah melanggar batas-batas moral dan perikemanusiaan. Titah penguasa di puncak kekuasaan tak bisa dibantah oleh siapa pun, sekalipun bantahan itu mengandung kebenaran. Kita, seharusnya bisa mengambil hikmah dari sejarah kelam masa silam ini.

Dalam kehidupan nyata kita dapati yang namanya kesuksesan, nama besar, popularitas, atau kekayaan. Melalui perjuangan yang gigih, siapa pun bisa meraih hal-hal yang sangat menggoda itu. Tetapi harus diingat, sama seperti sifat kekuasaan, maka kesuksesan, nama besar, popularitas, maupun kekayaan itu sifatn
... baca selengkapnya di Saat Berada di Puncak Kesuksesan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 26 November 2014

Agar Mimpi Menjadi Nyata

Agar Mimpi Menjadi Nyata Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Oleh: Agus Riyanto

Semua orang pasti memiliki impian atau cita-cita, saya yakin akan hal itu. Namun masalahnya, tidak semua orang berhasil mewujudkan impian atau cita-citanya tersebut, atau lebih tepatnya tidak berani (karena tekad kurang) untuk mewujudkan impian-impian terindah dalam hidupnya tersebut. Untuk selanjutnya, agar lebih singkat saya menyebut impian atau cita-cita dengan kata “mimpi” sehingga anda paham bahwa kata “mimpi” di artikel ini bukan berarti mimpi ketika kita sedang tidur.

Setiap individu yang berbeda pasti memiliki mimpi yang berbeda pula. Jika setiap manusia yang ada di bumi ini memiliki mimpi yang berbeda-beda maka bisa dibayangkan ada milyaran mimpi yang beterbangan di langit bumi ini. Dan setiap manusia pasti juga memiliki mimpi-mimpi indah masing-masing yang ingin terwujud atau diwujudkan ketika masa hidup di dunia ini masih berlangsung. Dengan adanya mimpi yang hendak kita raih akan membuat hidup kita punya arah, tujuan dan tantangan sehingga hidup ini terasa dinamis dan indah. Bagi orang yang tidak punya mimpi karena semua yang ada di dunia ini sudah ada di sekitarnya atau karena memang tidak bisa merangkai mimpi pas
... baca selengkapnya di Agar Mimpi Menjadi Nyata Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 21 November 2014

Kendal(i) Atas Kendal(a) Diri

Bersahabat Bermodal Kebijakan dan Takdir Tuhan

Bersahabat Bermodal Kebijakan dan Takdir Tuhan - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Namaku Veren, Veren Chandra tepatnya… Aku sangat kuper (kurang pergaulan) sehingga aku tidak pernah membuka hatiku untuk laki laki lain. Aku sekolah di SMA Cinta Nusantara 011

Pada saat pulang sekolah, di perjalanan aku mendengar banyak kericuhan. “wah, ada ribut apa tuh” batinku. “hah, ada yang mau mencoba untuk bunuh diri! Ya ampun gila banget ya tu orang” kataku. Ternyata ia seorang laki laki yang mencoba gantung diri.
“Hei, kenapa kamu mau bunuh diri sih apa bebanmu? Bolehkah aku untuk membantu?” Teriakku
“Tidak, kau tidak mengerti masalahku saat ini” teriak laki laki itu
“Mungkin aku tidak mengerti masalahmu tetapi aku hanya ingin mencoba menyelamatkanmu, sekarang katakan masalahmu” kataku.. Sementara itu orang orang yang berada disana terdiam.
“Oke, kalau kamu maksa, sekarang aku tidak memiliki orang tua, teman temanku menjauhiku, semua orang di sekitarku juga merasa asing denganku. apa kamu bisa menyelesaikan masalahku. tidak kan?” Kata laki laki tersebut
“Tidak, aku akui kalau aku tidak menyelesaikan permasalahanmu tapi…” kataku namun terpotong

... baca selengkapnya di Bersahabat Bermodal Kebijakan dan Takdir Tuhan - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 20 November 2014

Wiro Sableng #117 : Muka Tanah Liat

Wiro Sableng #117 : Muka Tanah Liat - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : PETUALANGAN WIRO DI LATANAHSILAM

"LUHCINTA, MENGENAI PERISTIWA Dl TELAGA ITU. AKU BERSUMPAH AKU TIDAK PUNYA NIAT DENGAN SENGAJA HENDAK MENGINTIP KAU MANDI..." NAGA KUNING, SI SETAN NGOMPOL DAN BETINA BERCULA JADI SALING PANDANG MENDENGAR KATA-KATA SI PENOLONG BUDIMAN ITU. "TIDAK DISANGKA, JAHIL JUGA SI MUKA COMBERAN KERING INI!" KATA SETAN NGOMPOL KERAS-KERAS HINGGA SI PENOLONG BUDIMAN MENDENGAR. "KALAU SAJA DIA MENGINTIP DIRIKU TENTU AKU PERSILAKAN DENGAN DUA TANGAN DAN DUA PAHA TERBUKA!" KATA SI BETINA BERCULA LALU TERTAWA CEKIKIKAN. "RUPANYA DIA TAHU JUGA BETIS MULUS DAN JIDAT LICIN YANG ASLI! HIK... HIK... HIK!" "KAKIMU BERBULU, JIDATMU ATAS BAWAH BERAMBUT! SIAPA SUDI MENGINTIP MONYET JANTAN MANDI!" KATA NAGA KUNING YANG MEMBUAT BETINA BERCULA PELOTOTKAN MATA DAN HENDAK MEREMAS BAGIAN BAWAH PERUTNYA.



PENDEKAR 212 Wiro Sableng memandang seputar telaga lalu berpaling pada nenek muka kuning di sampingnya yang tegak setengah termenung dan unjukkan wajah muram.

"Nek, kau yakin memang di sini Hantu Langit Terjungkir berad
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #117 : Muka Tanah Liat - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 06 November 2014

Kiamat berdasarkan beberapa versi

Mendengar kata kiamat sudah tentu membuat bulu kuduk merinding. Lalu bagaimana bila kiamat sampai terjadi berulang kali? Ternyata dalam kacamata sains hal ini dimungkinkan terjadi. "Ya, dalam pandangan sains ini dimungkinkan," kata fisikawan Febdian Rusydi.

Febdian mengungkapkan di kalangan ilmuwan ada sebuah humor yang berhubungan dengan hal ini. Nabi Adam yang disebutkan sebagai bapaknya manusia bukan hanya satu. "Ada yang bilang Nabi Adam kita yang sekarang itu yang ketujuh," candanya.
1. Kiamat Versi Fisika

Benarkah hal d atas cuma bercanda? Baca tuntas skenario lengkap kiamat dalam fisika. Yang jelas bukan versi kiamat 2012 ya.

Kiamat Bisa Terjadi Berulang-ulang
Febdian menjelaskan salah satu teori yang menyebabkan kiamat adalah matahari yang terus membesar dan akhirnya memakan planet, istilahnya red giant. Matahari yang tergolong bintang ini akan kehabisan bahan bakar dan terus berkembang sampai meledak (supernova). Supernova ini akan menghasilkan debu kosmik yang merupakan cikal bakal bintang dan planet yang baru. Siklus ini menurut Febdian terjadi berulang-ulang dan menjadi dasar pemikiran ilmiah kenapa kiamat bisa terjadi berulang-ulang. Febdian mengatakan sekarang ilmuwan di Amerika dan Eropa tengah meneliti temuan supernova di angkasa untuk membuka selubung ini. "Tapi proyeknya lama, ini bisa beribu-ribu tahun. Nggak bisa singkat," tuturnya. Selain itu ilmuwan juga menyelidiki sebuah white dwarf, yakni bekas red giant yang tidak meledak. Benda tersebut dinamakan Sirius-B yang massanya 300 ribu kali massa planet bumi. "1 Sendok white dwarf setara dengan 5 ton," tandasnya.

Kiamat Pertama Kali Terjadi di Bumi

Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba. Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada Alquran dan hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat. "Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi," kata penyandang gelar master bidang teknik fisika itu.

Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air. Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa. Febdian mengatakan kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. Febdian mengatakan dirinya mendengar kerabatnya di Padang mengaku baru bisa keluar dari rumah saat gempa berhenti mengguncang pesisir barat Pulau Sumatera beberapa waktu lalu. "Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa," ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini.

Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi," terangnya. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5) Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang misteri alam atau lingkungan.

Kiamat Kedua Terjadi di Tata Surya

Setelah kiamat di bumi, skenario berikutnya dalam kiamat yang dijelaskan secara fisika adalah kiamat di tata surya kita. Hal ini terjadi karena ukuran Matahari yang kian membesar, memakan planet-planet di dekatnya seperti Merkurius, Venus, dan Bumi. "Fenomena itu dinamakan Red Giant. Dan prosesnya tidak lama, mungkin sekitar 3 menit," kata ahli fisika Febdian Rusydi.

Matahari yang tergolong dalam keluarga bintang bisa membesar ketika bahan bakarnya, yakni hidrogen, habis. Bahan bakar itu dibutuhkan matahari untuk melakukan reaksi fusi nuklir yang nantinya menghasilkan cahaya dan atom-atom berat. "Dan hidrogen itu jumlahnya di permukaan matahari terbatas," ujar pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Airlangga itu. Saat hidrogen habis, inti Matahari akan terus mengecil dan kian masif bentuknya. Sementara bagian terluar yang lebih bersifat loose akan terus membesar sehingga menjadi Red Giant.

Jika perkembangannya sudah maksimal maka Matahari akan meledak dan terjadilah peristiwa yang dinamakan supernova. Bagian-bagian yang terbuang akan menjadi debu-debu kosmik, cikal bakal bintang baru. Debu-debu kosmik tersebut akan berkumpul dan membentuk awan molekul raksasa. Awan raksasa berputar sehingga bagian pusatnya membentuk bola (Nebula). Perputaran itu makin cepat sehingga bagian pusat makin solid dan bagian luar terlempar. Bagian dalam inilah yang akan membentuk bintang dan bagian terluar membentuk gugusan planet. Lalu kapan ini terjadi? Febdian mengatakan prediksi sains menunjukkan matahari akan berubah menjadi Red Giant sekitar 5 miliar tahun lagi. Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang dijatuhkan. (Q.S. At Takwiir:1-2). detiknews.

2. Kiamat Versi Astronomi

Menurut Astronomi, bumi yang kita diami ini dan planet-planet lain dari tata, surya beredar di angkasa mengelilingi matahari. Peredaran itu berjalan rapi tanpa terjadi benturan, itu tiada lain karena diatur dengan sempurna oleh Maha Pencipta berupa daya tarik-menarik antara planet-planet lain dengan perimbangan yang serasi. Namun menurut ilmu alam, daya tarik-menarik itu tidaklah selamanya utuh. Kian lama kian surut akhirnya habis sama sekali. Maka dapat kita bayangkan apa yang terjadi andaikata suatu saat keseimbangan daya tarik-menarik itu telah tiada lagi, maka bumi kita ini akan bertubrukan dengan planet-planet lain, atau meluncur dengan kecepatan yang maha dahsyat menubruk matahari.


3. Kiamat Versi Geologi

Menurut ilmu geologi, bumi ini terdiri dari semacam gas panas (nebula).Didalam perut bumi,masih tersimpan gas-gas panas yang karakternya berkembang dan mendesak keluar.Bumi tidak meletus akibat desakan ini karena diimbangi oleh tekanan atmosfir dari luar.suatu saat tekanan dari dalam itu akan lebih kuat sehingga terjadi gempa dan letusan gunung. Namun, suatu saat tekanan gas dari dalam melemah dan habis sama sekali karena gas yang ada lambat laun menjadi cair dan beku.sementara itu, tekanan dari luar semakin kuat sehingga bumi akan hancur dan isinya berhamburan.



Perkembangan Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

A. Faktor Penyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural di Indonesia

1. Keragaman Suku Bangsa
            Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Luasnya sekitar dua juta kilometer persegi. Terdapat sekitar 1.377 buah pulau. Pulau – pulau tersebut hampir semuanya dihuni oleh penduduk. Ada beberapa pulau-pulau kecil dan terasing yang belum ada penduduknya. Pulau satu dengan lainnya dipisahkan oleh laut atau selat.
            Bangsa Indonesia terdiri atas banyak sekali suku bangsa. Ada beraneka ragam suku bangsa di Kepulauan Indonesia. Tidak kurang dari 300 suku bangsa mendiami Kepulauan Indonesia, tetapi semuanya bergabung menjadi satu, yaitu satu bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita. Berbeda-beda suku bangsa, tetapi tetap satu bangsa Indonesia.
Menentukan persebaran suku bangsa di Indonesia tidaklah mudah. Merujuk dari pendapat R. Naroll dan J.A. Cllifton, Koentjaraningrat menyebutkan ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menentukan batas-batas persebaran suku bangsa, termasuk kebudayaan-kebudayaan yang dimilikinya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

1)      Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.
2)      Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa.
3)      Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal administratif.
4)      Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri.
5)      Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan kesatuan daerah fisik.
6)      Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi.
7)      Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama.
8)      Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan yang lain tinggi.
9)      Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.

Lalu, bagaimana pembagian suku bangsa yang ada di Indonesia? Menurut beberapa ahli, pembagian suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut.

Suku-Suku Bangsa Yang Mendiami Kepulauan Indonesia

No.
Provinsi
Nama Suku
1
Nangroe Aceh Darussalam
Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame, Simeleuw, dan Pulau
2
Sumatera Utara
Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya
3
Sumatera Barat
Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci
4
Riau
Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang utan Bonai, Sakai, dan Laut, dan Bunoi
5
Riau Kepulauan
Melayu, Siak, dan Sakai
6
Jambi
Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau
7
Bengkulu
Muko-muko, Pekal, Serawai, Pasemah, Enggano, Kaur, Rejang, dan Lembak
8
Sumatera Selatan
Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau
9
Lampung
Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, dan Pasemah
10
Bangka Belitung
Bangka, Melayu, dan Tionghoa
11
Banten
Baduy, Sunda, dan Banten
12
DKI Jakarta
Betawi
13
Jawa Barat
Sunda
14
Jawa Tengah
Jawa, Karimun, dan Samin
15
D.I. Yogyakarta
Jawa
16
Jawa Timur
Jawa, Madura, Tengger, dan Osing
17
Bali
Bali Aga dan Bali Majapahit
18
Nusa Tenggara Barat
Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumba
19
Nusa Tenggara Timur
Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores
20
Kalimantan Barat
Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau, Ngaju, dan Mbaluh
21
Kalimantan Tengah
Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan
22
Kalimantan Selatan
Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Banjar, dan Dayak
23
Kalimantan Timur
Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis
24
Sulawesi Selatan
Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan Makassar
25
Sulawesi Tenggara
Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio, dan Bugis
26
Sulawesi Barat
Mandar, Mamuju, Bugis, dan Mamasa
27
Sulawesi Tengah
Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar
28
Gorontalo
Gorontalo
29
Sulawesi Utara
Minahasa, Bolaang Mangondow, Sangiher Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, dan Obi
30
Maluku
Buru, Banda, Seram, Kei, dan Ambon
31
Maluku Utara
Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, dan Bacan
32
Papua Barat
Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentani
33
Papua
Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati

Suku-suku di atas adalah suku-suku asli Indonesia. Masih ada suku atau bangsa lain yang ada di Indonesia. Misalnya bangsa Cina, Arab, India, Jepang, Belanda, Malaysia, Australia, Amerika, dan Melayu. Mereka adalah suku bangsa asing. Ada yang menetap ada yang hanya sementara untuk kepentingan dagang. Pada umumnya mereka bertempat tinggal di kota namun kita harus tetap satu dan bersatu.
            Perbedaan suku bangsa tersebut tentu saja berbeda pula adat istiadat dan kebudayaannya. Itulah sebabnya, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multicultural.
Koentjaraningrat dalam bukunya, Pengantar Antropologi (1959), membagi wilayah Indonesia ke dalam 19 daerah hokum adat berikut ini :
1.      Aceh
2.      Gayo – Alas dan Batak
3.      Minangkabau
4.      Sumatra Selatan
5.      Melayu
6.      Bangka dan Belitung
7.      Kalimantan
8.      Sangir – Talaud
9.      Gorontalo
10.  Toraja
11.  Sulawesi Selatan
12.  Ternate
13.  Ambon – Maluku
14.  Irian
15.  Timor (Nusa Tenggara)
16.  Bali dan Lombok
17.  Jawa Tengah dan Jawa Timur
18.  Surakarta dan Yogyakarta
19.  Jawa Barat dan Banten

Masyarakat Indonesia beraneka ragam dalam suku bangsa. Suku-suku bangsa tersebut hidup membaur dan menyebar di seluruh wilayah Kepulauan Indonesia. Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan tempat pembauran dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Pembauran tersebut dapat terjadi oleh karena bangsa Indonesia memiliki ideologi yang mempersatukan bangsa dan tanah air, yakni Pancasila.




Berkaitan dengan perbedaan identitas dan konflik sosial muncul tiga kelompok sudut pandang yang berkembang, yaitu:
1. Pandangan Primordialisme
            Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika seperti suku, ras, agama merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis maupun budaya.
2. Pandangan Kaum Instrumentalisme
            Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap sebagai alat yang digunakan individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar baik dalam bentuk materiil maupun nonmateriil.
3. Pandangan Kaum Konstruktivisme
            Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi kelompok ini dapat diolah hingga membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka persamaan adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.

2. Keragaman Budaya Daerah
            Ada ratusan suku bangsa di Indonesia. Hampir setiap suku mempunyai kebudayaan tersendiri. Mereka mempunyai adat-istiadar, kebiasaan, agam, bahasa yang berbeda. Keragaman ini disebabkan beberapa faktor seperti letak geografis dan iklim.
a.      Lingkungan alam geografis.
Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang terdiri dari kepulauan.Di samping itu, Indonesia juga merupakan negara vulkanis dengan banyak pegunungan, baik gunung berapi ataupun yang bukan berapi. Karena kedua faktor tadi, maka di Indonesia terjadi isolasi geografi . Isolasi geografi adalah pembatasan suatu daerah oleh karena keadaan alam, yaitu laut dan gunung.
-          Isolasi akibat laut menyebabkan munculnya hambatan dalam melakukan hubungan diantara masing-masing pulau, walaupun tidak sama sekali terputus. Masing-masing pulau kemudian berkembang sesuai dengan alam yang ada di sekitar daerahnya. Oleh karena itu, antara satu pulau dengan pulau lain mempunyai suku bangsa yang berbeda kebudayaannya. Contohnya antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi mempunyai suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda. Di Kalimantan terdapat suku bangsa dominan, yaitu suku Dayak. Sedangkan di Sulawesi terdapat banyak suku bangsa yang berbeda tanpa ada dominasi. Begitu pula antara pulau Jawa dengan pulau Bali yang dipisahkan oleh selat Bali. Walaupun dalam sejarah tercatat bahwa suku bangsa Bali berasal dari suku bangsa Jawa, tetapi dalam perkembangan budayaanya diantara kedua suku bangsa tersebut memiliki perbedaan.
-          Isolasi akibat gunung yang tinggi, sehingga menghambat hubungan antara satu daerah dengan daerah lain. Dalam satu pulau terdapat banyak suku bangsa karena adanya hambatan geografi yang berupa pegunungan.Pada dasarnya ada budaya yang masih sama, tetapi dapat pula terjadi perbedaan yang menyolok antara suku bangsa satu dengan suku bangsa lain dalam satu pulau. Contohnya di pulau Jawa terdapat suku bangsa Sunda dan Jawa. Kedua suku tersebut mempunyai kebudayaan yang berbeda, walaupun tetap ada beberapa bagian budaya yang masih sama.

b.      Iklim yang berbeda
Berdasarkan pembagian iklim matahari, iklim di Indonesia secara umum adalah berupa iklim tropis yang panas. Iklim yang ada di suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lain, hal ini dinamakan dengan iklim setempat. Faktor iklim setempat dapat menyebabkan perbedaan tata cara hidup masyarakat. Hal ini memengaruhi pula pola perilaku masyarakatnya.
1.      Daerah yang mempunyai iklim yang panas dengan banyak sinar matahari dan curah hujannya akan menjadi daerah yang subur. Karena itu, masyarakat pada daerah seperti itu pola hidup dan mata pencahariannya adalah menjadi petani. Daerah-daerah pertanian pada umumnya terdapat di daerah dataran rendah. Banyak suku bangsa di Indonesia yang hidup di daerah dataran rendah dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Oleh sebab itu, negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Sedangkan pada daerah yang berupa dataran tinggi dengan karakteristik seperti itu akan berkembang masyarakat yang hidup dengan berkebun. Masyarakat yang memiliki pola hidup petani misalnya pada suku Sunda, Jawa, dan Melayu yang pada umumnya berada di wilayah Indonesia bagian barat dan beberapa di daerah bagian tengah.
  1. Daerah dengan iklim panas tetapi sedikit turun hujan menyebabkan daerah tersebut kurang subur. Daerah ini banyak ditumbuhi semak belukar dan rumput, sehingga menjadi daerah padang rumput yang luas. Masyarakat yang tinggal di daerah seperti ini kemudian berkembang dengan pola hidup sebagai peternak. Mata pencaharian sebagai peternak menjadi pilihan utama karena alam mendukung usaha tersebut. Kondisi masyarakat seperti ini misalnya terjadi pada suku bangsa-suku bangsa di wilayah Nusa Tenggara, seperti Flores, Ende, Timor, Sumbawa, dan sebagainya.
  2. Daerah yang beriklim panas di pinggir-pinggir pantai menyebabkan masyarakatnya menjadi nelayan yang mengembangkan budaya menangkap ikan. Pola hidup sebagai nelayan tentu berbeda dengan pola hidup masyarakat yang mengolah tanah. Pada umumnya masyarakat yang tinggal di pantai hidup dengan budaya nelayan.
            Lingkungan tersebut mempengaruhi bentuk dana tingkat kebudayaan suatu daerah sehingga terjadi perbedaan antar kebudayaan suku atau kebudayaan daerah. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai nilai dan norma sosial budaya yang berbeda-beda. Karena itu, pola sikap, perilaku, adat istiadat, agama, dan pandangan hidup tiap-tiap suku bangsa berbeda-beda. Keragaman suku bangsa dan kebudayaan tersebut merupakan ciri khas identitas masyarakat Indonesia yang multikultural. Demikian pula etos budaya setiap suku bangsa di Indonesia tidaklah sama. Etos budaya artinya corak khas budaya masyarakat tertentu. Etos budaya suku bangsa Sunda, antara lain bersifat ramah-tamah, kekeluargaanm, suka basa-basi, menyenangi warna yang kontras, menggemari musik dan nyanyian yang sentimental, dan sebagainya. Berbeda dengan suku bangsa Betawi yang memiliki etos budaya hidup sederhana, fanatik dalam menjalankan agama Islam, mencari nafkah dengan berdagang kecil-kecilan, dan tidak suka hidup menggembara di daerah suku bangsa lain.
            Kita sebagai bangsa harus bangga karena bangsa indonesia kaya dengan kebudayaan daerah yang bernilai luhur. Oleh karena itu kita wajib membina, menjaga, dan melestarikan budaya Indonesia. Msing-masing budaya daerah wajiib mendukung terciptanya kebudayaan karena walaupun berbeda-beda, kita tetap satu yaitu kebudayaan Indonesia.
3. Keragaman Agama
Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau.
Masuknya agama dapat memengaruhi perkembangan budaya pada suku-suku bangsa tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan pada budaya suku bangsa. Bangsa Indonesia pada zaman dahulu sudah mengenal kepercayaan yang berupa animisme dan dinamisme sebelum masuknya agama ke Indonesia. Perkembangan lebih lanjut ada sebagian dari masyarakat yang mencampuradukkan antara kepercayaan lokal dengan agama. Adapun proses masuknya dan perkembangan agama-agama di Indonesia akan diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1.      Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia hampir bersamaan. Tetapi pada bukti sejarah menyatakan bahwa agama Budha lebih dulu masuk ke Indonesia, baru kemudian agama Hindu. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan candi yang menjadi simbol agama Hindu dan Budha. Agama Hindu berkembang pada masyarakat Bali dan Lombok. Sedangkan pengaruh agama Budha ada di sebagian masyarakat Jawa dan beberapa masyarakat di luar suku Jawa.
2.      Agama Islam pada awalnya masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat dari India. Kemudian bangsa Arab datang ke Indonesia sambil melakukan perdagangan. Pengaruh agama Islam tampak nyata dalam perkembangan budaya di beberapa suku bangsa. Suku bangsa yang perkembangan budayanya dipengaruhi oleh agama Islam diantaranya adalah Suku Minangkabau, Aceh, Sunda, Banjar, Makassar, dan sebagainya.
3.      Agama Katolik yang dibawa oleh bangsa Portugis berkembang pesat pada suku bangsa Flores dan Timor.
4.      Agama Kristen memengaruhi kebudayaan di beberapa suku bangsa diantaranya adalah suku bangsa Ambon, Batak, Minahasa, dan sebagian suku bangsa lainya. Pada suku bangsa Jawa mempunyai keunikan tersendiri dengan berkembangnya semua agama dan kepercayaan pada masyarakatnya. Pada masyarakat Jawa terjadi perkembangan sinkretisme dari semua agama dan kepercayaan yang terwujud dalam budaya kejawen.
Dampak interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu adalah masuknya beragam bentuk pengaruh agama dan kebudayaan. Selain melakukan aktivitas perdagangan, para saudagar Islam, Hindu, Buddha, juga membawa dan menyebarkan ajaran agamanya.
Apalagi setelah bangsa Barat juga masuk dan terlibat di dalamnya. Agama-agama besar pun muncul dan berkembang di Indonesia, dengan jumlah penganut yang berbeda-beda. Kerukunan antarumat beragama menjadi idam-idaman hampir semua orang, karena tidak satu agama pun yang mengajarkan permusuhan.
      Kehidupan beragam di Indonesia sejak dulu sampai sekarang dapat dikatakan rukun, saling menghormati, dan diwarnai rasa toleransi yang tinggi. Warga masyarakat antar penganut agama menjalin hubungan kerja sama dan tolong-menolong. Bahkan setiap kali kelompok umat agama tertentu yang sedang merayakan hari besar agamanya, di dalam kepanitiaan selalu ada umat dari kelompok agama lain yang ikut terlibat di dalamnya.
B. Karakteristik Masyarakat Multikultural di Indonesia
Dalam suatu masyarakat, kita pasti menemukan banyak kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tigkat diferensiasi dan stratifikasi sosialnya. Masyarakat seperti ini disebut sebagai masyarakat multicultural. Masyarakat multicultural sering disebut juga masyarakat majemuk.
Menurut Pierre L. Van den Berghe, ada beberapa karakteristik masyarakat multikultural, di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok yang seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
2.      Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembagalembaga yang bersifat nonkomplementer.
3.      Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
4.      Secara relatif seringkali mengalami konflik antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.
5.      Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
6.      Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.
Dari karakteristik masyarakat multikultural yang dikemukakan oleh Pierre L. Van den Berghe tersebut, masyarakat di Indonesia dapat digolong-golongkan dengan menggunakan tolok ukur secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal atau lazim disebut dengan diferensiasi sosial ciri masyarakat multikultural didasarkan pada keanekaragaman ras, suku bangsa, dan agama. Sementara itu, secara vertikal atau lazim disebut dengan stratifikasi sosial, ciri masyarakat multicultural di antaranya dapat dilihat dari tolok ukur kriteria ekonomi, sosial, politik, dan masyarakat feodal. Penggolongan masyarakat Indonesia yang multikultural ini sekaligus menunjukkan adanya berbagai kelompok sosial yang ada dalam masyarakat tersebut.
Masyarakat multicultural adalah masyarakat yang terdiri atas beragam suku bangsa dan budaya. Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat multicultural, karena sangat majemuk dalam suku bangsa, ras, klan, agama, mata pencaharian, adat-istiadat, golongan politik, dan sebagainya.
Walaupun masyarakat Indonesia sangat majemuk, tetapi hidup bersatu secara damai dan berdampingan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat multicultural Indonesia ini oleh Mpu Tantular diungkapkan dengan istilah Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu.
Keragaman itu diakui atau tidak dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Korupsi, kolusi, nepotisme, premanisme, perseturuan politik, kemiskinan, kekerasan, sparatisme, dll. Adalah bentuk negative yang nyata dan sebagai bagian dari multikulturalisme ini.
Seperti halnya bangsa Indonesia, kemajemukan suku merupakan salah satu ciri masyarakat Indonesia yang sering dibanggakan. Banyak orang yang belum juga menyadari bahwa kemajemukan tersebut juga menyimpan potensi konflik yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu adalah sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai multicultural sejak awal pada anggota masyarakat Indonesia., agar mekanisme dan nilai-nilai subtantif dalam demokrasi dipahami secara benar. Sebab nilai-nilai mutikultural dan nilai-nilai demokrasi memuat nilai humanism (kemanusiaan) seperti keadilan, empati, kebersamaan, dan mampu menerima perbedaan. Kesadaran hidup dalam keberagaman etnis dan budaya, sesungguhnya itu bukanlah hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Multikultural tidak hanya menempatkan keberagaman dalam konteks sinkretisme fisik, melainkan telah tertanam dalam relasi-relasi rohani.
Indonesia  adalah  salah satu negara yang multikultural. Hal, ini disebabkan oleh keberagaman masyarakat yang kompleks.  Dapat kita perkirakan bahwa terdapat puluhan bahkan hampir mencapai ratusan  suku  bangsa dengan  bahasa,  adat  istiadat  dan  agama  yang  berbeda-beda yang menempati  setiap  pulau  atau  sebagian  dari  suatu  pulau  di  Nusantara  ini  tumbuh  menjadi kesatuan suku bangsa yang sedikit banyak terisolasi dari kesatuan suku bangsa yang lain. Tiap kesatuan  suku bangsa  terdiri  dari  sejumlah  orang  yang  dipersatukan  oleh  ikatan-ikatan emosional, serta  memandang  diri  mereka  masing-masing  sebagai  suatu  jenis  tersendiri. Dengan  perkecualian  yang  sangat  kecil, mereka  pada  umumnya  memiliki  bahasa  dan warisan  kebudayaan  yang  sama.  Lebih  daripada  itu,  mereka  biasanya  mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama, satu kepercayaan yang seringkali di dukung oleh mitos-mitos yang hidup di dalam masyarakat.
Namun,  suatu  hal  yang membanggakan  bahwa  meskipun  tingkat  kemajemukannya  tinggi  tetapi  tetap  kokoh sebagai  suatu  kesatuan.  Hal  ini  didasarkan  pada  ide  atau  cita-cita  yang  terdapat  dalam lambang negara yang dilengkapi dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Mekipun dengan semboyan  demikian,  bukan  berarti  di  dalam  masyarakat  Indonesia  yang  multikultural  itu tidak terjadi gejolak-gejolak   yang mengarah kepada pepecahan dalam segala bidang. Hal yang  terpenting  adalah  mayoritas  kelompok  atau  lingkungan  hukum  adat  yang  ada mengakui dan menyadari akan kesatuan di dalam keanekaragaman yang ada.